Day 1 #30DaysWritingChallenge

‘Describe Your Personality’ Pake MBTI

Hari itu di siang hari yang terasa panas saya baru tau ada yang namanya MBTI. Bermula dari status whatsapp seorang teman yang membagikan hasil tes MBTI nya berisi teks njelimet, nggak paham ISFP, ISFJ atau apalah itu nggak inget, saya baca sekilas dan oh ternyata itu semacam tes kepribadian, yang bisa saya samain dengan tes-tes yang ada di google dengan judul Apa Gambar yang Pertama Kamu Lihat? kaya gitu nggak ya? atau hasil dari ramalan-ramalan sifat seseorang melalui zodiak nya?

Entah karena hal ini tabu, atau saya yang mencoba selalu denial dengan tes kayak gini jadi membuat saya selama ini nggak percaya-percaya amat, pun karena saya nggak pernah mempertanyakan jati diri kepribadian yang sebenarnya sih, soalnya bingung dan satu-satunya yang selama ini saya pikirin itu cuman apa tujuan saya hidup. Mempelajari dan mencoba mengerti kepribadian, sifat, atau perilaku, serta memahami jalan pikiran seorang manusia itu sama susah nya seperti mempelajari matematika atau mengerti keinginan pasangan (kalau punya). Nggak semua orang punya hal-hal yang sama persis, toh bahkan anak yang kembar pun punya perbedaan nya masing-masing, makannya kadang saya suka pusing dan nggak paham buat memahami tentang mereka, tentang manusia, hanya mengandalkan feeling, intuisi dan mata batin (insyaallah), seperti apa yang dikatakan oleh Dazai Osamu dalam buku nya yang berjudul Gagal Menjadi Manusia, hal 87,

“… semua orang di seluruh dunia ini macam teka-teki atau kejar-kejaran; begitu kabur, rumit dan bisa dibilang selalu menghindari pokok masalah, hingga aku selalu kebingungan pada kehati-hatiannya”.

Kata-kata ini selalu mengingatkan saya juga pada tokoh anime bermana Iketeru dalam serial Uramichi Onii-san. Dikatakan bahwa dia susah untuk mengerti perkataan seseorang yang tersembunyi dalam sebuah ‘makna’, dengan air muka yang seolah paham, mendengarkan padahal dia nggak paham sama sekali, nggak dengerin, yang ada di gelembung pikirannya cuman nasi kepal ketika mendengar orang-orang bicara rumit. Pas semuanya udah selesai baru deh gelembung nya meteus ‘pop’ terus dia bilang, “lagi ngobrolin apa?”.

Balik lagi ke MBTI, akhirnya saya pun penasaran sebenernya apasih MBTI itu terus iseng nyoba-nyoba, kalau ikut tes saya bakal dapet hasil apa ya? apakah jati diri saya akan terungkap dalam tes ini? Buka Google, ketikan MBTI Test maka dengan durasi 0,0008 detik artikel mengenai personality MBTI pun test MBTI ini nampak muncul baris-berbaris, dari yang katanya paling akurat sampe yang ada embel-embel ‘Gunakan versi premium untuk mengetahui kekuatan serta kelemahan karaktermu’ gokil! yha nggak susah lah yah jaman sekarang apa yang kamu cari akan dengan mudah ditemukan. Dari beberapa tes yang saya jabanin dengan berbagai pertayaan mengenai kehidupan yang moga-moga menyenangkan itu malah ternyata kadang ampuh nya menyadarkan saya bahwa selama ini ternyata hidup saya menyedihkan, dan saya orang nya susah ambil keputusan, kebanyakan mikir juga nimbang-nimbang jawabannya. Beberapa pertanyaan bikin saya kelamaan mikir tentang bagimana cara kamu menanggapi situasi, keadaan tertentu, kehidupan asmara yang menyakitkan, sampe dikasih pilihan A atau B, padahal kalau kita mau milih keduanya gimana? Kan ga ada petunjuk boleh milih dua-dua nya, lalu nggak semua pertanyaan pernah saya alamin juga. Terus aneh juga kadang saya suka bingung kalau dikasih pertanyaan yang mana kadang saya ngelakuin kedua nya, contoh kayak,

Your desk is usually:

Super organized, or everything you’re workin on is super messy

Nah, kalau ditanya gini kan saya mikir nya lama buat jawab, kadang rapih banget, kadang kalo lagi moody males banget buat beresin sampe berantakan nya udah kayak kapal pecah. Mau pilih yang well organized tapi nggak enak, pilih messy until it feels like dying, tapi rasa-rasanya nggak gitu juga deh, ujung-ujung nya saya pusing sendiri, aduh. Apa saya harus membedah satu persatu pertanyaan tes MBTI ini? dari beberapa tes MBTI yang udah pernah saya kerjakan hasil dan penjelasan nya emang ngga jauh beda sih, tapi semuanya beda-beda. Nggak ada yang persis sama antara website satu dan website lainnya, jadi saya makin bingung, saya ini tipe apa? Masa multitasking yang kesini masuk ke sana masuk, ngerjain ini bisa ngerjain yang lain bisa kayak lowongan keja jaman sekarang syaratnya dari A sampe Z kamu harus bisa tapi dibayar pake pulsa, gokil revolusi industri four point O jaman kini.

Setelah pindah dari satu website ke website lain saya pun meneguhkan pendirian dan keyakinan bahwa diri ini termasuk dalam tipe INFJ Introvert, Nethink Intuitive, Feeling, Judging, atau lebih tepat nya tipe F, J, Feeling and Judging, karena hampir semua tes mempunyai hasil yang embel-embel nya F, J dengan kek nya bagian Introvert emang nggak bisa enyahkan lagi. Jadi Feeling dan Judging itu bermakna bahwa orang nya menyukai keteraturan, melakukan, mengerjakan atau berpikir sesuai aturan biar semuanya nggak berakhir dengan berantakan aja gitu, terus katanya ngambil keputusan lewat perasaan. Speking of which, dari yang saya baca mengenai komentar MBTI ini, beberapa orang memberikan kesan positif ke hasil nya, bukan berarti mereka menakar semuanya dari hasil ini, tapi kata mereka, dengan mengetahui kurang-lebihnya dari kepribadian mereka jadi bikin sadar diri aja, dan bisa dijadiin patokan buat berubah menjadi diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Nah kalau menurut kamu gimana nih?


Tulisan ini dibuat untuk meningkatkan kembali konsistensi saya dalam menulis, karena dua bulan lamanya nggak menulis apa-apa, males berkedok nggak dapet inspirasi. Bagi orang yang bisa melawan rasa malasnya mungkin saya bakal kena semprot karena nyalahin inspirasi bagi kesalahan sendiri. Ok 30 Days Writing Challenge.